I.
PENDAHULUAN
Anak kecil yang sudah mulai ingin mengetahui
dan mengenal benda-benda yang ada disekitarnya pasti membutuhkan sesuatu
gambaran yang mana gambaran tersebut akan diperoleh dari seseorang atau bahkan
dirinya sendiri yang akan memahami. Pertanyaan “apa’’ adalah salah satu yang
sering dilontarkan oleh siapa saja agar mendapatkan sebuah pengetahuan yang
mana menyebabkan sebuah jawaban yang harus menjelaskan atau yang akan disebut
dalam makalah ini adalah definisi.
Dalam hal ini pemakalah akan menjelaskan apa
sebenarnya definisi dan sejauh mana definisi yang seharusnya kita berikan untuk
digunakan dalam menjawab dan menjelaskan dari salah satu soal “apa”.
II.
RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini mengambil beberapa masalah
diantaranya:
1.
Apa pengertian dan tujuan definisi?
2.
Apa saja macam-macam definisi?
3.
Apa saja syarat-syarat definisi?
III. PEMBAHASAN
1.
PENGERTIAN DEFINISI
Definisi berasal dari huruf latin definire yang berarti menandai batas-batas pada
sesuatu, menentukan batas, memberikan ketentuan atau batasan arti. Maksudnya
adalah sebuah pernyataan yang memuat penjelasan tentang arti suatu term.
Definisi terdiri dari dua bagian yaitu bagian pangkal yang disebut dengan definiendum
yang berisi istilah yang harus diberi penjelasan, dan yang kedua adalah
pembatas yang disebut dengan definiensyang berisi uraian mengenai arti
dari bagian pangkal. Contohnya: Manusia adalah mahluk berakal, manusia adalah
bagian pangkalnya sedangkan mahluk berakal adalah bagian pangkal.[1]
Dalam kamus besar
indonesia ( KBBI) definisi adalah kata, frasa, atau kalimat yg mengungkapkan
makna, keterangan, atau ciri utama dari orang, benda, proses, atau aktivitas;
batasan (arti), rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu konsep yang
menjadi pokok pembicaraan atau studi. Menurut para ilmuan definisi juga disebut
sebagai pembatasan antara fakta dan konsep.
Menurut arti kata
definisi berarti “pembatasan” maksunya menentukan batas-batas pengertian
tertentu sehingga jelas apa yang dimaksudkan.[2] Tidak campur dan tidak dicampuradukkan dengan
pengertian pengertian lain.[3]
Definisi dalam singkatnya dari keseluruhan penjelasan diatas adalah penambahan
pandangan ( insight).
Definsi mempunyai
tujuan salah satunya adalah menambah perbendaharaan bahasa bagi orang yang
tidak tahu tersebut, juga untuk menghapus kedwiartian[4]kata,
khususnya kata-kata kunci agar tukar pikiran tidak menjurus pada kesalahan
berpikir dan tidak sekedar bersifat verbal.
2. Syarat- syarat definisi
ü Merumuskan
dengan jelas, lengkap, dan singkat semua unsur pokok (isi) pengertian tertentu
itu.
ü Yaitu
unsur-unsur yang perlu dan cukup untuk mengetahui apa sebenarnya barang itu
(tidak lebih dan tidak kurang)
ü Sehingga
dengan jelas dapat dibedakan dari semua barang yang lain.[5]
ü Definisi
tidak boleh lebih luas atau lebih sempit dari konotasi kata yang didefinisikan
ü Definisi
tidak boleh menggunakan kata yang didefinsikan
ü Definisi
tidak boleh memakai penjelasan yang justru membingungkan
ü Definisi
tidak boleh menggunakan bentuk negatif[6]
3. Macam-
macam definisi
a. DEFINISI
NOMINAL
Yaitu sekedar menjelaskan kata, bukan
menjelaskan hal yang ditandai dengan kata. Untuk membuat defenisi nominal dapat
ditempuh berbagai jalan, misalnya: Dengan sekedar memberikan sinonim term
tersebut atau sekedar memberikan kata kata yang lebih dimenegerti.Dengan
membuat perbedaan berbagai arti dari suatu term yang samar-samar, berarti dua
atau lebih.Penggunaan definisi nominal terutama dipakai pada permulaan suatu
pembicaraan, diskusi, perdebatan.Misalnya, bila orang hendak membuktikan
bahwasanya tanaman tidak mempunyai perasaan, dapat saja untuk taraf pertama
sekadar menunjuk segalanya yang disebut tanaman oleh siapapun juga[7].
Definisi nominal mempunyai hukum tersendiri yaitu:
1)
Apabila suatu kata hanya mempunyai suatu arti
tertentu hal ini harus selalu dipegang.
2)
Jangan pernah menggunakan suatu term ( kata)
yang anda tidak dapat memberikan arti dan pengertiannya yang tepat dan terumus
jelas.
3)
Apabila arti atau pengertian suatu term menjadi
suatu objek pembicaraan, definisi nominal atau definisi taraf pertamanya harus
sedemikian rupa sehingga dapat secara tetap diakui oleh kedua pihak yang
berdiskusi atau berdebat.
b.
DEFINISI
RIEL
Yaitu bukan hanya sekadar penjelasan term
tetapi penjelasan tentang hal yang ditandai dengan term tersebut.Ia
memperlihatkan struktur sesuatu. Definisi akan berbeda apabila metode
pendekatannya berbeda. Oleh karena itu, semua ilmu, misalnya, juga mempunyai
cara mereka masing masing untuk membuat definisi. Definisi juga mempunyai hukum
tersendiri diantaranya:
1)
Definisi singkat, tepat, jangan memuat
kelebihan sesuatu pun
2)
Definisi harus mutlak konvertible, maksudnya
subjek dan predikatnya harus dapat dibalik dengan pas. Sebab definisi harus
hanya dapat diterapkan pada hal yang didefinisikan
3)
Definisi harus jelas, dan harus lebih jelas
dari hal yang harus didefinisikan, sehingga orang dapat dengan cepat mengerti
artinya, apa yang tercakup didalamnya.
c.
DEFINISI ESENSIAL
Yaitu
penjelasan melalui bagian bagian esensial suatu hal. Bagian bagian tersebut
antara satu sama lain dapat berbeda secara riel atau hanya berbeda dalam
fikiran kita saja. Oleh karena itu, definisi esensial dapat dibagi lagi menjadi
definisi esensial fisik dan definisi esensial metafisik.
1.
Definisi esensial metafisik
Definisi ini terdiri dari genus terdekat dan
diferensia spesifik, contohnya: manusia adalah hewan berakal budi, yang mana
mempunyai definisi yang mendasar, radikal, atas sesuatu. Ada beberapa langkah
dalam membuatnya yaitu:
1.
Memperbandingkan benda yang hendak kita
definisikan dengan semua benda-benda lain
2.
Menunjukkan golongan yang memuat benda-benda
itu
3.
Menunjukkan ciri-ciri yang memperbedakan benda
tadi dari semua benda lainnya yang termasuk kedalam golongan yang sama tadi.
2.
Definisi esensial fisik
Yaitu menunjukkan bagian-bagian suatu benda
yang mewujudkan esensinya, akan tetapi bagian-bagianya tadi harus berbeda
secara riel. Contohnya manusia adalah subtansia yang terdiri dari badan dan
jiwa karena badan dan jiwa secara riel tidak dapat dipisahkan dan juga berbeda.
d.
DEFINISI DESKRIKTIF
Yaitu definisi yaitu menunjukan sebagian ciri yang
dimiliki hal yang harus didefinisikan dan suatu tanda khas yang membedakannya
dari semua lainnya yang terdapat dalam golongan yang sama. Menurut hakikat
tanda khas inilah, para logisi pada pokoknya membedakan 4 macam definisi
deskriptif yaitu:
1.
Definisi asli menerangkan benda yang harus di
definisikan dengan menggunakan salah satu atau beberapa cirinya. Misalnya:
manusia adalah hewan yang berkemampuan menggunakan bahasa rasional; cinta kasih
itu sabar, cinta kasih murah hati, cinta kasih tidak iri hati, tidak memegahkan
diri, tidak angkuh diri, tidak kurang sopan, tidak mencari keuntungan diri
sendiri, tidak lekas marah, tidak menaruh syak,tidak berduka cita atas ketidak
adilan, tetapi suka pada kebenaran. Cinta kasih menutupi segalanya,mempercayai
segalanya, mengharapkan segalanya, menanggung segalanya dengan sabar. Cinta
kasih tidak akan berkesudahan.
Definisi definisi ini disebut
definisi populer, ilmiah,atau filosofis menurut ciri ciri mana yang
ditonjolkan,dan tujuan-tujuan apa yang hendak dicapai.
2.
Definisi kausal menjelaskan sesuatu melalui
sebab ekstrinsitnya yang asli, terutama melalui tujuannya.misalnya: jam adalah
suatu daya upaya untuk menunjukan waktu.
3.
Definisi genetik menjelaskan bagaimana suatu
hal muncul atau terbit. Misalnya: rumus rumus kimia.
4.
Definisi aksidental menjelaskan sesuatu dengan
menunjuk dan menjumlah accidentia yang banyak sekali jumlahnya itu sehingga
semua accidentia tersebut hanya dapat diterapkan pada sesuatu tersebut.
e.
DEFINISI DALAM ILMU
Merupakan salah satu paradoks dari proses
belajar adalah bahwa seorang pemula harus menerima banyak hal yang tidak dapat
ia buktikan sebelum ia memahami sesuatu. Betapa pentingnya definisi dalam ilmu
terlihat jelas dari hakikat ilmu itu sendiri. Ilmu adalah bentuk pengetahuan
yang telah ditentukan batas-batasnya.
Pemakaian definisi secara ketat dituntut dalam
ilmu alam yang pada dasarnya mengacu pada metode matematis dengan tanda-tanda
ideografisnya yang sejak semula telah ditentukan artinya.
IV. PENUTUP
Demikian
makalah yang kami buat, jika terjadi kesalahan mungkin dari kita sendiri dan
jika ada kebenaran hanya milik Allah Ta’ala. Semoga bermanfaat khusunya bagi
pemakalah dan umumnya bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Nur Ibrahim, Muhammad, Ilmu
Manteq, Pustaka azm,Surabaya,..
Mundiri, logika,
PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2012
W. Poespoproedjo dan EK. T . Gilarso, logika ilmu menalar. Pustaka Grafika,
Bandung, 1999
___________,
Logika Scientifika Pengantar Dialektika
dan Ilmu,Pustaka Grafika, Bandung,1999
[1]Surajiyo,
dkk dasar dasar logika,(Jakarta:
2006), h.29
[2]
Muhammad Nur Ibrahim, Ilmu Manteq, Pustaka
azm (Surabaya:.. ),h. 26
[3] W.
Poespoproedjo dan EK. T . Gilarso, logika
ilmu menalar. Pustaka Grafika,( Bandung: 1999),h.66
[4]
Perihal dua arti
[5]Ibid.67
[6]Mundiri,
log,(ika, PT Raja Grafindo Persada.(
Jakarta: 2012), h. 39
[7] W.
Poespoprodjo, Logika Scientifika
Pengantar Dialektika dan Ilmu,Pustaka Grafika,( Bandung: 1999), h. 135
Tidak ada komentar:
Posting Komentar