Selasa, 12 Mei 2015

TA'RIF DALAM ILMU MANTEQ



I.       PENDAHULUAN
Anak kecil yang sudah mulai ingin mengetahui dan mengenal benda-benda yang ada disekitarnya pasti membutuhkan sesuatu gambaran yang mana gambaran tersebut akan diperoleh dari seseorang atau bahkan dirinya sendiri yang akan memahami. Pertanyaan “apa’’ adalah salah satu yang sering dilontarkan oleh siapa saja agar mendapatkan sebuah pengetahuan yang mana menyebabkan sebuah jawaban yang harus menjelaskan atau yang akan disebut dalam makalah ini adalah definisi.
Dalam hal ini pemakalah akan menjelaskan apa sebenarnya definisi dan sejauh mana definisi yang seharusnya kita berikan untuk digunakan dalam menjawab dan menjelaskan dari salah satu soal “apa”.
II.    RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini mengambil beberapa masalah diantaranya:
1.              Apa pengertian dan tujuan definisi?
2.              Apa saja macam-macam definisi?
3.              Apa saja syarat-syarat definisi?
III. PEMBAHASAN

1.      PENGERTIAN DEFINISI
Definisi berasal dari huruf latin definire yang berarti menandai batas-batas pada sesuatu, menentukan batas, memberikan ketentuan atau batasan arti. Maksudnya adalah sebuah pernyataan yang memuat penjelasan tentang arti suatu term. Definisi terdiri dari dua bagian yaitu bagian pangkal yang disebut dengan definiendum yang berisi istilah yang harus diberi penjelasan, dan yang kedua adalah pembatas yang disebut dengan definiensyang berisi uraian mengenai arti dari bagian pangkal. Contohnya: Manusia adalah mahluk berakal, manusia adalah bagian pangkalnya sedangkan mahluk berakal adalah bagian pangkal.[1]
Dalam kamus besar indonesia ( KBBI) definisi adalah kata, frasa, atau kalimat yg mengungkapkan makna, keterangan, atau ciri utama dari orang, benda, proses, atau aktivitas; batasan (arti), rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu konsep yang menjadi pokok pembicaraan atau studi. Menurut para ilmuan definisi juga disebut sebagai pembatasan antara fakta dan konsep.
Menurut arti kata definisi berarti “pembatasan” maksunya menentukan batas-batas pengertian tertentu sehingga jelas apa yang dimaksudkan.[2]  Tidak campur dan tidak dicampuradukkan dengan pengertian pengertian lain.[3] Definisi dalam singkatnya dari keseluruhan penjelasan diatas adalah penambahan pandangan ( insight). 
Definsi mempunyai tujuan salah satunya adalah menambah perbendaharaan bahasa bagi orang yang tidak tahu tersebut, juga untuk menghapus kedwiartian[4]kata, khususnya kata-kata kunci agar tukar pikiran tidak menjurus pada kesalahan berpikir dan tidak sekedar bersifat verbal.
2.      Syarat- syarat definisi
ü  Merumuskan dengan jelas, lengkap, dan singkat semua unsur pokok (isi) pengertian tertentu itu.
ü  Yaitu unsur-unsur yang perlu dan cukup untuk mengetahui apa sebenarnya barang itu (tidak lebih dan tidak kurang)
ü  Sehingga dengan jelas dapat dibedakan dari semua barang yang lain.[5]
ü  Definisi tidak boleh lebih luas atau lebih sempit dari konotasi kata yang didefinisikan
ü  Definisi tidak boleh menggunakan kata yang didefinsikan
ü  Definisi tidak boleh memakai penjelasan yang justru membingungkan
ü  Definisi tidak boleh menggunakan bentuk negatif[6]
3.      Macam- macam  definisi
a.       DEFINISI NOMINAL
Yaitu sekedar menjelaskan kata, bukan menjelaskan hal yang ditandai dengan kata. Untuk membuat defenisi nominal dapat ditempuh berbagai jalan, misalnya: Dengan sekedar memberikan sinonim term tersebut atau sekedar memberikan kata kata yang lebih dimenegerti.Dengan membuat perbedaan berbagai arti dari suatu term yang samar-samar, berarti dua atau lebih.Penggunaan definisi nominal terutama dipakai pada permulaan suatu pembicaraan, diskusi, perdebatan.Misalnya, bila orang hendak membuktikan bahwasanya tanaman tidak mempunyai perasaan, dapat saja untuk taraf pertama sekadar menunjuk segalanya yang disebut tanaman oleh siapapun juga[7]. Definisi nominal mempunyai hukum tersendiri yaitu:
1)      Apabila suatu kata hanya mempunyai suatu arti tertentu hal ini harus selalu dipegang.
2)      Jangan pernah menggunakan suatu term ( kata) yang anda tidak dapat memberikan arti dan pengertiannya yang tepat dan terumus jelas.
3)      Apabila arti atau pengertian suatu term menjadi suatu objek pembicaraan, definisi nominal atau definisi taraf pertamanya harus sedemikian rupa sehingga dapat secara tetap diakui oleh kedua pihak yang berdiskusi atau berdebat.
b.       DEFINISI RIEL
Yaitu bukan hanya sekadar penjelasan term tetapi penjelasan tentang hal yang ditandai dengan term tersebut.Ia memperlihatkan struktur sesuatu. Definisi akan berbeda apabila metode pendekatannya berbeda. Oleh karena itu, semua ilmu, misalnya, juga mempunyai cara mereka masing masing untuk membuat definisi. Definisi juga mempunyai hukum tersendiri diantaranya:
1)      Definisi singkat, tepat, jangan memuat kelebihan sesuatu pun
2)      Definisi harus mutlak konvertible, maksudnya subjek dan predikatnya harus dapat dibalik dengan pas. Sebab definisi harus hanya dapat diterapkan pada hal yang didefinisikan
3)      Definisi harus jelas, dan harus lebih jelas dari hal yang harus didefinisikan, sehingga orang dapat dengan cepat mengerti artinya, apa yang tercakup didalamnya.
c.       DEFINISI ESENSIAL
Yaitu penjelasan melalui bagian bagian esensial suatu hal. Bagian bagian tersebut antara satu sama lain dapat berbeda secara riel atau hanya berbeda dalam fikiran kita saja. Oleh karena itu, definisi esensial dapat dibagi lagi menjadi definisi esensial fisik dan definisi esensial metafisik.
1.      Definisi esensial metafisik
Definisi ini terdiri dari genus terdekat dan diferensia spesifik, contohnya: manusia adalah hewan berakal budi, yang mana mempunyai definisi yang mendasar, radikal, atas sesuatu. Ada beberapa langkah dalam membuatnya yaitu:
1.      Memperbandingkan benda yang hendak kita definisikan dengan semua benda-benda lain
2.      Menunjukkan golongan yang memuat benda-benda itu
3.      Menunjukkan ciri-ciri yang memperbedakan benda tadi dari semua benda lainnya yang termasuk kedalam golongan yang sama tadi.
2.      Definisi esensial fisik
Yaitu menunjukkan bagian-bagian suatu benda yang mewujudkan esensinya, akan tetapi bagian-bagianya tadi harus berbeda secara riel. Contohnya manusia adalah subtansia yang terdiri dari badan dan jiwa karena badan dan jiwa secara riel tidak dapat dipisahkan dan juga berbeda.
d.      DEFINISI DESKRIKTIF
Yaitu definisi yaitu menunjukan sebagian ciri yang dimiliki hal yang harus didefinisikan dan suatu tanda khas yang membedakannya dari semua lainnya yang terdapat dalam golongan yang sama. Menurut hakikat tanda khas inilah, para logisi pada pokoknya membedakan 4 macam definisi deskriptif yaitu:
1.      Definisi asli menerangkan benda yang harus di definisikan dengan menggunakan salah satu atau beberapa cirinya. Misalnya: manusia adalah hewan yang berkemampuan menggunakan bahasa rasional; cinta kasih itu sabar, cinta kasih murah hati, cinta kasih tidak iri hati, tidak memegahkan diri, tidak angkuh diri, tidak kurang sopan, tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak lekas marah, tidak menaruh syak,tidak berduka cita atas ketidak adilan, tetapi suka pada kebenaran. Cinta kasih menutupi segalanya,mempercayai segalanya, mengharapkan segalanya, menanggung segalanya dengan sabar. Cinta kasih tidak akan berkesudahan.
            Definisi definisi ini disebut definisi populer, ilmiah,atau filosofis menurut ciri ciri mana yang ditonjolkan,dan tujuan-tujuan apa yang hendak dicapai.
2.      Definisi kausal menjelaskan sesuatu melalui sebab ekstrinsitnya yang asli, terutama melalui tujuannya.misalnya: jam adalah suatu daya upaya untuk menunjukan waktu.
3.      Definisi genetik menjelaskan bagaimana suatu hal muncul atau terbit. Misalnya: rumus rumus kimia.
4.      Definisi aksidental menjelaskan sesuatu dengan menunjuk dan menjumlah accidentia yang banyak sekali jumlahnya itu sehingga semua accidentia tersebut hanya dapat diterapkan pada sesuatu tersebut.
e.       DEFINISI DALAM ILMU
Merupakan salah satu paradoks dari proses belajar adalah bahwa seorang pemula harus menerima banyak hal yang tidak dapat ia buktikan sebelum ia memahami sesuatu. Betapa pentingnya definisi dalam ilmu terlihat jelas dari hakikat ilmu itu sendiri. Ilmu adalah bentuk pengetahuan yang telah ditentukan batas-batasnya.
Pemakaian definisi secara ketat dituntut dalam ilmu alam yang pada dasarnya mengacu pada metode matematis dengan tanda-tanda ideografisnya yang sejak semula telah ditentukan artinya.
IV.  PENUTUP
Demikian makalah yang kami buat, jika terjadi kesalahan mungkin dari kita sendiri dan jika ada kebenaran hanya milik Allah Ta’ala. Semoga bermanfaat khusunya bagi pemakalah dan umumnya bagi pembaca.



DAFTAR PUSTAKA

Nur Ibrahim, Muhammad, Ilmu Manteq, Pustaka azm,Surabaya,..
Mundiri, logika, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2012
W. Poespoproedjo dan EK. T . Gilarso, logika ilmu menalar. Pustaka Grafika, Bandung, 1999
___________, Logika Scientifika Pengantar Dialektika dan Ilmu,Pustaka Grafika, Bandung,1999



[1]Surajiyo, dkk dasar dasar logika,(Jakarta: 2006), h.29
[2] Muhammad Nur Ibrahim, Ilmu Manteq, Pustaka azm (Surabaya:.. ),h. 26
[3] W. Poespoproedjo dan EK. T . Gilarso, logika ilmu menalar. Pustaka Grafika,( Bandung: 1999),h.66
[4] Perihal dua arti
[5]Ibid.67
[6]Mundiri, log,(ika, PT Raja Grafindo Persada.( Jakarta: 2012), h. 39
[7] W. Poespoprodjo, Logika Scientifika Pengantar Dialektika dan Ilmu,Pustaka Grafika,( Bandung: 1999), h. 135

Tidak ada komentar:

Posting Komentar