I.
PENDAHULUAN
Ketika ilmu pengetahuan semakin bertambah
maju, manusia akan semakin dapat menyingkap sebagian rahasia penciptaan diri
mereka. Tubuh manusia adalah rahasia-rahasia yang mengagumkan sekaligus
merupakan teka-teki, di mana dunia kedokteran hanya sanggup menyingkap sedikit
rahasia dan teka-teki tersebut. Sedangkan sebagian besar lainnya masih
tersimpan dan tertutup rapat dalam kabut misteri.
Sesungguhnya Allah SWT menghasung kita dalam
al-Qur’an al-Karim untuk mengkaji, mempelajari, memahami hukum alam dan
menyingkapkan rahasia-Nya. Allah menjelaskan kepada kita bagaimana cara dan
metode mempelajarinya, cara memperdalam ilmu dan mengikutinya.
II.
RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang kami bahas dalam makalah ini
adalah: Bagaimana tafsir ayat al-Qur’an tentang ilmu biologi pada tubuh
manusia?
III.
PEMBAHASAN
A. Sel-Sel Darah Manusia
Surah al-Furqaan ayat 2:
t,n=yzur ¨@à2 &äóÓx« ¼çnu£s)sù #\Ïø)s? ÇËÈ
“Dan dia tidak mempunyai
anak, dan tidak ada sekutu baginya dalam kekuasaan(Nya), dan dia Telah
menciptakan segala sesuatu, dan dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan
serapi-rapinya”[1](al-Furqan:2).
Allah telah memberikan kepada makhluk-makhluk-Nya
kemampuan dan karakter tertentu. Sehingga, mereka dapat menjalankan fungsinya
masing-masing.[2]
Darah berfungsi mengedarkan oksigen dan
sari-sari makanan ke seluruh tubuh. Darah manusia terdiri atas sel-sel darah
dan plasma darah.[3]
Misalnya, sel-sel darah putih, tugas sel darah
putih adalah untuk membela tubuh melawan ancaman musuh mikroba, baik dengan
cara menggayang mikroba dan menelannya sekaligus, maupun dengan cara
memproduksi antibodi yang akan menggagalkan rencana, dampak dan racun yang
dikeluarkan oleh mikroba-mikroba.
Sel darah putih memangsa zat-zat atau unsur
asing seperti bakteri-bakteri dengan melalui kaki-kaki palsu yang
dikeluarkannya. Kaki-kaki tersebut mengelilingi mangsa, menangkapnya, dan
memasukkan ke dalam dirinya. Kemudian sel darah putih akan mengeluarkan
enzim-enzim yang menghancurkan mangsa tersebut. Lalu setelah itu, sel darah
putih membuang zat-zat beracun ke luar tubuhnya.
Sel darah putih melawan dan menghancurkan mikroba
jahat karena dorongan sensitifitas yang sangat tinggi, yang menjadi ciri dan
keistimewaan sel darah putih terhadap mikroba. Sel-sel darah itu mengeluarkan
zat kimiawi. Zat kimiawi ini membantu menarik sel-sel darah menuju mikroba,
mencari dan mengejarnya dalam semua titik dan sudut dalam tubuh dan semua
jaringan. Lalu sel darah putih akan mengelilingi, lalu menelannya.[4]
B. Sistem Reproduksi Manusia
Surah Al-Mu’minuun ayat 12-13:
ôôs)s9ur $oYø)n=yz z`»|¡SM}$# `ÏB 7's#»n=ß `ÏiB &ûüÏÛ ÇÊËÈ §NèO çm»oYù=yèy_ ZpxÿôÜçR Îû 9#ts% &ûüÅ3¨B ÇÊÌÈ
"Dan Sesungguhnya kami telah menciptakan
manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan
saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim)” (Al-Mu’minuun: 12-13).
Ayat di atas menjelaskan bahwa rahim (uterus)
adalah suatu tempat yang kokoh dalam tubuh. Allah SWT telah menyediakan suatu
tempat yang aman bagi nutfah untuk menetap dan jauh dari resiko terkena
berbagai macam gangguan. Nutfah keluar dari tempat di antara tulang
sulbi laki-laki dan tulang rusuk. Kemudian menetap di dalam rahim wanita “dalam
suatu tempat yang kokoh”. Nutfah menetap di dalam rahim di antara dua
tulang pinggul untuk melindunginya dari berbagai benturan tubuh serta berbagai
luka dan pukulan yang sering mengenai punggung dan perut.
Rahim diikat dengan dinding pinggul dengan
menggunakan korteks dan otot. Dengan demikian, rahim dapat bergerak dan tumbuh,
sampai bentuknya 3.000 kali lipat lebih besar pada waktu kehamilan.
Tulang pinggul menjaga rahim dari bagian
dalamnya, sehingga tidak ada getaran dan benturan yang dapat sampai kepada
rahim.[5]
C. Keseimbangan Sistem Tubuh Manusia
Surah al-Furqaan ayat 2:
t,n=yzur ¨@à2 &äóÓx« ¼çnu£s)sù #\Ïø)s? ÇËÈ
“Dan dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu baginya
dalam kekuasaan(Nya), dan dia Telah menciptakan segala sesuatu, dan dia
menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya” (al-Furqan:2).
Berdasarkan penelitian ilmiah, tubuh kita
selalu menjaga keseimbangan dalam berbagai prosesnya, selalu menjaga
keseimbangan antara input dan output. Air yang dikeluarkan akan sesuai dengan
air yang masuk ke dalam tubuh.[6]
Berdiri merupakan suatu hal yang rumit dan
tidaklah sesederhana yang kita bayangkan. Otak kecil adalah pusat komando yang
berfungsi mengatur semua anggota-anggotanya, dan bertanggung jawab atas masalah
keseimbangan.
Agar manusia dapat berdiri dengan seimbang,
baik saat duduk ataupun sedang berjalan, maka beberapa jumlah anggota badan
haruslah bekerjasama untuk mewujudkan keseimbangan tersebut. Organ-organ yang
berperan mewujudkan keseimbangan adalah telinga bagian dalam, otot-otot tulang,
persendian dan urat saraf. Cairan yang terdapat di dalam tiga saluran telinga
bagian dalam memungkinkan untuk mengenali manusia saat sedang berdiri, duduk
ataupun berjalan.
Fenomena ini terjadi berdasarkan tingkat
kecenderungan cairan di dalam saluran-saluran tersebut. Cairan akan terikat
dengan sebagian organ-organ kecil inderawi yang dibawa melewati saraf
keseimbangan menuju otak kecil. Selain itu, cairan juga dibawa menuju
unsur-unsur pengantar yang menuju otak kecil dan unsur yang keluar dari tulang,
persendian dan otot-otot. Selanjutnya, otak kecil akan memainkan peran dalam
mengatur dan menyelaraskan semua tugas dan utusan-utusan yang keluar menuju
kedepannya.[7]
D. Indra Perasa dan Kulit
Surah an-Nisaa’ ayat 56:
¨ ¨bÎ) tûïÏ%©!$# (#rãxÿx. $uZÏG»t$t«Î/ t$ôqy öNÍkÎ=óÁçR #Y$tR $yJ¯=ä. ôMpg¾ÖmW Nèdßqè=ã_ öNßg»uZø9£t/ #·qè=ã_ $yduöxî (#qè%räuÏ9 z>#xyèø9$# 3 cÎ) ©!$# tb%x. #¹Ítã $VJÅ3ym ÇÎÏÈ
"Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada
ayat-ayat kami, kelak akan kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali
kulit mereka hangus, kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya
mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana" (an-Nisaa’: 56).
Ayat ini menerangkan tentang sebuah fakta
ilmiah yang mengatakan bahwa indra perasa atau saraf sensorik berada tepat di
bawah kulit.
Kulit merupakan satu bentuk garis pertahanan
yang pertama bagi tubuh. Karena itu, sangat sulit bagi bakteri untuk menembus
sel-sel lapisannya (dermis) yang sangat kokoh kerapatan dan strukturnya.
Di samping itu, lapisan kerotin yang menutupi kulit selalu memperbarui dan
terus-menerus mengganti sel-sel yang telah mati dan bakteri-bakteri yang bersamanya.[8]
Kulit sebagai alat ekskreasi, kulit berfungsi
untuk mengeluarkan keringat yang mengandung air, garam dan urea. Keringat
dihasilkan oleh kelenjar keringat (glandula sudorifera). Di samping itu,
pengeluaran keringat juga berfungsi dalam pengaturan suhu tubuh. Pembentukan
keringat diatur oleh pusat pengendali suhu tubuh (hipotalamus) dan
dipengaruhi oleh suhu lingkungan.
Penginderaan perasa (rasa sakit) dimulai dari
reseptor yang sangat lembut dan spesialis. Reseptor ini merupakan sebuah ujung saraf
yang terbenam di dalam lapisan kulit. Dari lapisan kulit menuju saraf-saraf
ujung. Selanjutnya, isyarat saraf tersebut dibawa naik melalui tali berduri (spnial
cord) menuju pusat otak khusus yang dapat dan berusaha memehaminya. Dengan
cepat, otak khusus bergerak dan mengirimkan perintah kepada organ yang terkena
rasa sakit dan otot-otot untuk berkontraksi, serta menjauhi sumber bahaya yang
menyebabkan rasa sakit tadi.[9]
IV.
KESIMPULAN
llmu biologi pada tubuh manusia sudah
dijelaskan secara lengkap dan jelas di dalam Al Quran. Baik mengenai asal
usulnya, proses terbentuknya menjadi makhluk yang sempurna, hingga
detail-detail terkecil yang berada di dalam tubuh manusia. Seperti salah satu
contohnya adalah proses dari manusia yang hanya berupa air mani, kemudian
menjadi segumpal darah, segumpal daging hingga keluar menjadi sosok bayi
manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz , Muhammad Kamal Abdul , Ensiklopedia Keajaiban
Tubuh Manusia,Yokyakarta: Citra Risalah, 2008.
Abdushshamad, Muhammad Kamil, Mukziyat Ilmiah dalam
Al-Qur’an, Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2002.
Omegawati, Wigayati Hadi, dkk., Detik-detik Ujian
Nasional Biologi, (Klaten: PT Intan Pariwara, 2013
[1]Maksudnya: segala
sesuatu yang dijadikan Tuhan diberi-Nya perlengkapan-perlengkapan dan
persiapan-persiapan, sesuai dengan naluri, sifat-sifat dan fungsinya
masing-masing dalam hidup.
[2]Muhammad Kamil Abdushshamad, Mukziyat
Ilmiah dalam Al-Qur’an, (Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2002), hal. 185.
[3]Wigayati Hadi Omegawati, dkk., Detik-detik
Ujian Nasional Biologi, (Klaten: PT Intan Pariwara, 2013), hlm. 40.
[4]Muhammad Kamal Abdul Aziz, Ensiklopedia
Keajaiban Tubuh Manusia, (Yokyakarta: Citra Risalah, 2008), hlm. 51-52.
[5]Muhammad Kamal Abdul Aziz, Ensiklopedia Keajaiban Tubuh Manusia, (Yokyakarta:
Citra Risalah, 2008), hlm. 275-277.
[6]Muhammad Kamil Abdushshamad, Mukziyat Ilmiah dalam Al-Qur’an,
(Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2002), hal. 188.
[7]Muhammad Kamal Abdul Aziz, Ensiklopedia Keajaiban Tubuh Manusia, (Yokyakarta:
Citra Risalah, 2008), hlm. 160-161.
[8]Muhammad Kamal Abdul Aziz, Ensiklopedia Keajaiban Tubuh Manusia, (Yokyakarta:
Citra Risalah, 2008), hlm. 229.
[9]Muhammad Kamal Abdul Aziz, Ensiklopedia Keajaiban Tubuh Manusia, (Yokyakarta:
Citra Risalah, 2008), hlm. 184-185.