Sabtu, 02 April 2016

I.                   PENDAHULUAN
Ketika ilmu pengetahuan semakin bertambah maju, manusia akan semakin dapat menyingkap sebagian rahasia penciptaan diri mereka. Tubuh manusia adalah rahasia-rahasia yang mengagumkan sekaligus merupakan teka-teki, di mana dunia kedokteran hanya sanggup menyingkap sedikit rahasia dan teka-teki tersebut. Sedangkan sebagian besar lainnya masih tersimpan dan tertutup rapat dalam kabut misteri.
Sesungguhnya Allah SWT menghasung kita dalam al-Qur’an al-Karim untuk mengkaji, mempelajari, memahami hukum alam dan menyingkapkan rahasia-Nya. Allah menjelaskan kepada kita bagaimana cara dan metode mempelajarinya, cara memperdalam ilmu dan mengikutinya.
II.                RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang kami bahas dalam makalah ini adalah: Bagaimana tafsir ayat al-Qur’an tentang ilmu biologi pada tubuh manusia?
III.             PEMBAHASAN
A.    Sel-Sel Darah Manusia
Surah al-Furqaan ayat 2:
t,n=yzur ¨@à2 &äóÓx« ¼çnu£s)sù #\ƒÏø)s? ÇËÈ  
“Dan dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu baginya dalam kekuasaan(Nya), dan dia Telah menciptakan segala sesuatu, dan dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya”[1](al-Furqan:2).
Allah telah memberikan kepada makhluk-makhluk-Nya kemampuan dan karakter tertentu. Sehingga, mereka dapat menjalankan fungsinya masing-masing.[2] Darah berfungsi  mengedarkan oksigen dan sari-sari makanan ke seluruh tubuh. Darah manusia terdiri atas sel-sel darah dan plasma darah.[3]
Misalnya, sel-sel darah putih, tugas sel darah putih adalah untuk membela tubuh melawan ancaman musuh mikroba, baik dengan cara menggayang mikroba dan menelannya sekaligus, maupun dengan cara memproduksi antibodi yang akan menggagalkan rencana, dampak dan racun yang dikeluarkan oleh mikroba-mikroba.
Sel darah putih memangsa zat-zat atau unsur asing seperti bakteri-bakteri dengan melalui kaki-kaki palsu yang dikeluarkannya. Kaki-kaki tersebut mengelilingi mangsa, menangkapnya, dan memasukkan ke dalam dirinya. Kemudian sel darah putih akan mengeluarkan enzim-enzim yang menghancurkan mangsa tersebut. Lalu setelah itu, sel darah putih membuang zat-zat beracun ke luar tubuhnya.
Sel darah putih melawan dan menghancurkan mikroba jahat karena dorongan sensitifitas yang sangat tinggi, yang menjadi ciri dan keistimewaan sel darah putih terhadap mikroba. Sel-sel darah itu mengeluarkan zat kimiawi. Zat kimiawi ini membantu menarik sel-sel darah menuju mikroba, mencari dan mengejarnya dalam semua titik dan sudut dalam tubuh dan semua jaringan. Lalu sel darah putih akan mengelilingi, lalu menelannya.[4]
B.     Sistem Reproduksi Manusia
Surah Al-Mu’minuun ayat 12-13:

ôôs)s9ur $oYø)n=yz z`»|¡SM}$# `ÏB 7's#»n=ß `ÏiB &ûüÏÛ ÇÊËÈ   §NèO çm»oYù=yèy_ ZpxÿôÜçR Îû 9#ts% &ûüÅ3¨B ÇÊÌÈ  
"Dan Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim)” (Al-Mu’minuun: 12-13).
Ayat di atas menjelaskan bahwa rahim (uterus) adalah suatu tempat yang kokoh dalam tubuh. Allah SWT telah menyediakan suatu tempat yang aman bagi nutfah untuk menetap dan jauh dari resiko terkena berbagai macam gangguan. Nutfah keluar dari tempat di antara tulang sulbi laki-laki dan tulang rusuk. Kemudian menetap di dalam rahim wanita “dalam suatu tempat yang kokoh”. Nutfah menetap di dalam rahim di antara dua tulang pinggul untuk melindunginya dari berbagai benturan tubuh serta berbagai luka dan pukulan yang sering mengenai punggung dan perut.
Rahim diikat dengan dinding pinggul dengan menggunakan korteks dan otot. Dengan demikian, rahim dapat bergerak dan tumbuh, sampai bentuknya 3.000 kali lipat lebih besar pada waktu kehamilan.
Tulang pinggul menjaga rahim dari bagian dalamnya, sehingga tidak ada getaran dan benturan yang dapat sampai kepada rahim.[5]
C.     Keseimbangan Sistem Tubuh Manusia
Surah al-Furqaan ayat 2:
t,n=yzur ¨@à2 &äóÓx« ¼çnu£s)sù #\ƒÏø)s? ÇËÈ
 “Dan dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu baginya dalam kekuasaan(Nya), dan dia Telah menciptakan segala sesuatu, dan dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya” (al-Furqan:2).
Berdasarkan penelitian ilmiah, tubuh kita selalu menjaga keseimbangan dalam berbagai prosesnya, selalu menjaga keseimbangan antara input dan output. Air yang dikeluarkan akan sesuai dengan air yang masuk ke dalam tubuh.[6]
Berdiri merupakan suatu hal yang rumit dan tidaklah sesederhana yang kita bayangkan. Otak kecil adalah pusat komando yang berfungsi mengatur semua anggota-anggotanya, dan bertanggung jawab atas masalah keseimbangan.
Agar manusia dapat berdiri dengan seimbang, baik saat duduk ataupun sedang berjalan, maka beberapa jumlah anggota badan haruslah bekerjasama untuk mewujudkan keseimbangan tersebut. Organ-organ yang berperan mewujudkan keseimbangan adalah telinga bagian dalam, otot-otot tulang, persendian dan urat saraf. Cairan yang terdapat di dalam tiga saluran telinga bagian dalam memungkinkan untuk mengenali manusia saat sedang berdiri, duduk ataupun berjalan.
Fenomena ini terjadi berdasarkan tingkat kecenderungan cairan di dalam saluran-saluran tersebut. Cairan akan terikat dengan sebagian organ-organ kecil inderawi yang dibawa melewati saraf keseimbangan menuju otak kecil. Selain itu, cairan juga dibawa menuju unsur-unsur pengantar yang menuju otak kecil dan unsur yang keluar dari tulang, persendian dan otot-otot. Selanjutnya, otak kecil akan memainkan peran dalam mengatur dan menyelaraskan semua tugas dan utusan-utusan yang keluar menuju kedepannya.[7]
D.    Indra Perasa dan Kulit
Surah an-Nisaa’ ayat 56:
¨ ¨bÎ) tûïÏ%©!$# (#rãxÿx. $uZÏG»tƒ$t«Î/ t$ôqy öNÍkŽÎ=óÁçR #Y$tR $yJ¯=ä. ôMpg¾ÖmW Nèdߊqè=ã_ öNßg»uZø9£t/ #·Šqè=ã_ $yduŽöxî (#qè%räuÏ9 z>#xyèø9$# 3 žcÎ) ©!$# tb%x. #¹ƒÍtã $VJŠÅ3ym ÇÎÏÈ  
"Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat kami, kelak akan kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana" (an-Nisaa’: 56).
Ayat ini menerangkan tentang sebuah fakta ilmiah yang mengatakan bahwa indra perasa atau saraf sensorik berada tepat di bawah kulit.
Kulit merupakan satu bentuk garis pertahanan yang pertama bagi tubuh. Karena itu, sangat sulit bagi bakteri untuk menembus sel-sel lapisannya (dermis) yang sangat kokoh kerapatan dan strukturnya. Di samping itu, lapisan kerotin yang menutupi kulit selalu memperbarui dan terus-menerus mengganti sel-sel yang telah mati dan bakteri-bakteri yang bersamanya.[8]
Kulit sebagai alat ekskreasi, kulit berfungsi untuk mengeluarkan keringat yang mengandung air, garam dan urea. Keringat dihasilkan oleh kelenjar keringat (glandula sudorifera). Di samping itu, pengeluaran keringat juga berfungsi dalam pengaturan suhu tubuh. Pembentukan keringat diatur oleh pusat pengendali suhu tubuh (hipotalamus) dan dipengaruhi oleh suhu lingkungan.
Penginderaan perasa (rasa sakit) dimulai dari reseptor yang sangat lembut dan spesialis. Reseptor ini merupakan sebuah ujung saraf yang terbenam di dalam lapisan kulit. Dari lapisan kulit menuju saraf-saraf ujung. Selanjutnya, isyarat saraf tersebut dibawa naik melalui tali berduri (spnial cord) menuju pusat otak khusus yang dapat dan berusaha memehaminya. Dengan cepat, otak khusus bergerak dan mengirimkan perintah kepada organ yang terkena rasa sakit dan otot-otot untuk berkontraksi, serta menjauhi sumber bahaya yang menyebabkan rasa sakit tadi.[9]

IV.             KESIMPULAN
llmu biologi pada tubuh manusia sudah dijelaskan secara lengkap dan jelas di dalam Al Quran. Baik mengenai asal usulnya, proses terbentuknya menjadi makhluk yang sempurna, hingga detail-detail terkecil yang berada di dalam tubuh manusia. Seperti salah satu contohnya adalah proses dari manusia yang hanya berupa air mani, kemudian menjadi segumpal darah, segumpal daging hingga keluar menjadi sosok bayi manusia.

DAFTAR PUSTAKA
Aziz , Muhammad Kamal Abdul , Ensiklopedia Keajaiban Tubuh Manusia,Yokyakarta: Citra Risalah, 2008.
Abdushshamad, Muhammad Kamil, Mukziyat Ilmiah dalam Al-Qur’an, Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2002.
Omegawati, Wigayati Hadi, dkk., Detik-detik Ujian Nasional Biologi, (Klaten: PT Intan Pariwara, 2013



[1]Maksudnya: segala sesuatu yang dijadikan Tuhan diberi-Nya perlengkapan-perlengkapan dan persiapan-persiapan, sesuai dengan naluri, sifat-sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup.
[2]Muhammad Kamil Abdushshamad, Mukziyat Ilmiah dalam Al-Qur’an, (Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2002), hal. 185.
[3]Wigayati Hadi Omegawati, dkk., Detik-detik Ujian Nasional Biologi, (Klaten: PT Intan Pariwara, 2013), hlm. 40.
[4]Muhammad Kamal Abdul Aziz, Ensiklopedia Keajaiban Tubuh Manusia, (Yokyakarta: Citra Risalah, 2008), hlm. 51-52.
[5]Muhammad Kamal Abdul Aziz, Ensiklopedia Keajaiban Tubuh Manusia, (Yokyakarta: Citra Risalah, 2008), hlm. 275-277.
[6]Muhammad Kamil Abdushshamad, Mukziyat Ilmiah dalam Al-Qur’an, (Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2002), hal. 188.
[7]Muhammad Kamal Abdul Aziz, Ensiklopedia Keajaiban Tubuh Manusia, (Yokyakarta: Citra Risalah, 2008), hlm. 160-161.
[8]Muhammad Kamal Abdul Aziz, Ensiklopedia Keajaiban Tubuh Manusia, (Yokyakarta: Citra Risalah, 2008), hlm. 229.
[9]Muhammad Kamal Abdul Aziz, Ensiklopedia Keajaiban Tubuh Manusia, (Yokyakarta: Citra Risalah, 2008), hlm. 184-185.