I.
I.
PENDAHULUAN
Pada saat kita membuat karya tulis ilmiah tidak terlepas akan adanya
perumusan masalah. Karena perumusan masalah merupakan usaha untuk menyatakan
secara tersurat pertanyaan penelitian apa saja yang perlu dijawab atau
dicarikan jalan pemecahannya.
Dalam diskusi kali ini kita akan membahas mengenai perumusan masalah dan
hal-hal yang perlu diperhatikan saat membuat rumusan masalah dalam penelitian.
II.
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana langkah-langkah dalam perumusan masalah dan apa saja hal-hal yang
berkaitan dengan perumusan masalah?
III.
PEMBAHASAN
A. Definisi Perumusan Masalah
Masalah adalah
titik tolak dari setiap kegiatan penelitian, sebab bagi seorang peneliti
‘masalah’ merupakan undangan untuk melakukan penelitian. Pada saat dan situasi
seperti sekarang ini, dimana kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah
begitu tinggi, tetapi di pihak lain masalah semakin banyak dan kompleks pula.
Hal ini juga berarti perlu perhatian dan penanganan dari kita untuk pemecahan
masalah-masalah tersebut.[1]
Perumusan
masalah merupakan penjabaran dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah.
Dengan kata lain, perumusan masalah merupakan pertanyaan yang lengkap dan rinci
mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti didasarkan atas identifikasi
masalah dan pembatasan masalah. Perumusan masalah yang baik berarti telah
menjawab setengah pertanyaan (masalah). Masalah yang telah dirumuskan dengan
baik bukan saja membantu memusatkan pikiran, tetapi juga sekaligus mengarahkan
cara berpikir kita.[2]
Tujuan
penelitian pada dasarnya adalah memecahkan masalah yang telah dirumuskan.
Implikasinya masalah perlu dirumuskan terlebih dahulu, barulah tujuan
penelitian ditetapkan, bukan sebaliknya, sedangkan masalah yang ditetapkan
bersifat tentatif, dapat diubah sesuai dengan situasi latar penelitian,
implikasinya peneliti tidak perlu kecewa jika masalah atau fokusnya berubah .
dengan kata lain peneliti hendaknya membiasakan diri untuk menghadapi perubahan
dalam masalah penelitian. Jika perubahannya cukup besar dan memerlukan
orientasi baru dalam dasar pemikiran maka peneliti perlu mendalami kembali
kepustakaan yang relevan masalah baru itu.[3]
B. Pembagian Perumusan Masalah
Menurut garis
besarnya, perumusan masalah dapat dibagi atas tiga macam yaitu
a. Deskriptif
Bersifat deskripsi, yaitu
menggambarkan apa adanya. Dengan tujuan untuk membuat gambaran atau deskripsi
tentang suatu keadaan secara objektif.[4]
b. Komparatif
Berkenaan atau
berdasarkan dengan perbandingan. Yaitu dengan membandingkan dua atau lebih dari
fakta-fakta atau objek yang diteliti.
c. Asosiatif
Mengarah pada bentuk
kerja sama, hubungan, kaitan dan yang sejenis dengan itu. Mengaitkan antara
objek-objek yang diteliti, apakah ada kaitan nya atau hubungan nya antara satu
sama lain.
C.
Prinsip-prinsip
perumusan masalah[5]
1.
Prinsip yang
berkaitan dengan teori dasar-dasar
Peneliti hendaknya senantiasa
menyadari bahwa perumusan masalah dalam penelitiannya didasarkan atas upaya
menemukan teori dasar-dasar sebagai acuan utama.
2.
Prinsip yang
berkaiatan dengan maksud perumusan masalah
Pada dasarnya inti hakikat
penelitian terletak pada upaya penemuan dan penyusunan teori baru lebih dari
sekedar menguji atau menkorfirmasikan atau verifikasi suatu teori yang sedang
berlaku.
3.
Prinsip
hubungan faktor
Faktor dalam hal ini dapat berupa
konsep, peristiwa, pengalaman, atau fenomena
4.
Fokus sebagai
wahana untuk memabatasi studi
5.
Prinsip yang
berkaitan dengan kriteria-eksklusi
6.
Prinsip yang
berkaitan dengan bentuk dan cara perumusan masalah
7.
Prinsip yang
sehubungan dengan posisis perumusan masalah
Yang dimaksudkan posisi dalam hal
ini adalah kedudukan untuk rumusan diantara unsur-unsur penelitian lainnya.
8.
Prinsip yang
berkaitan dengan hasil penelaahan kepustakaan
9.
Prinsip yang
berkaiatan dengan penggunaan bahasa
D.
Langkah-langkah
perumusan masalah[6]
Langkah pertama :tentukan fokus
penelitian
Langkah kedua :cara berbagai
kemungkinan faktor yang ada kaitan dengan fokus tersebut yang dalam hal ini
dinamakan subfokus
Langkah ketiga :dari antara
faktor-faktor yang terkait adakan pengkajian mana yang sangat menarik untuk
ditelaah kemudian tetapkan mana yang terpilih
Langkah
keempat :kaitkan
secara logis faktor-faktor subfokus yang dipilih dengan fokus penelitian.
E. Beberapa kesalahan yang sering terjadi di
dalam merumuskan masalah[7]
1.
Berusaha
megumpulkan data tanpa perencanaan yang matang dengan harapan sesuatu pasti
akan dapat timbul dari analisis.
2.
Menggunakan
data yang sudah dikumpulkan atau sudah ada, kemudian mencari masalah yang
kira-kira cocok dengan data yang ada.
3.
Merumuskan
tujuan secara mengambang atau terlalu umum sehingga kesimpulannya pun
bersifat umum. Akibatnya, tujuan menjadi
kurang terpusat.
4.
Melaksanakan
penelitian tanpa mengadakan kajian pustaka terhadap penelitian lainnya yang
relevan.
5.
Melakukan
penelitian tanpa landasan teori yang mapan untuk memberi kesempatan membandingkan
hasilnya dan mengevaluasi kesimpulannya.
6.
Tidak
menyadari kekurangan metodologi penelitian yang digunakan, yang membatasi
penafsiran kesimpulan penelitian.
IV.
KESIMPULAN
Perumusan masalah merupakan penjabaran dari identifikasi masalah dan
pembatasan masalah. Dengan kata lain, perumusan masalah merupakan pertanyaan
yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti. Dalam
membuat rumusan masalah terdapat langkah-langkah yang harus diperhatikan. Juga
prinsip yang harus dipegang saat membuat perumusan masalah. Agar tidak terjadi
kesalahan yang sering kali tidak disadari.
V.
PENUTUP
Demikianlah makalah tentang “Perumusan Masalah
dalam Penelitian ” yang kami susun,
tentunya dalam Makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, baik dari segi penulisan
maupun segi materinya. Maka dari itu , kami mohon kritik
dan saran yang membangun agar dapat lebih baik lagi dalam penyusunan makalah
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo, Soekidjo, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2005, cet.3
Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta:
Bumi Aksara, 2008
Dasar-dasar Metodologi Penelitian
[1] Soekidjo Notoatmodjo, Metodologi Penelitian
Kesehatan, (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2005), cet.3, hal.51
[2] Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi
Penelitian Sosial, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), cet.1, hal.27-28
[4] Soekidjo Notoatmodjo, Metodologi Penelitian
Kesehatan, (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2005), cet.3, hal.138
[7] Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi
Penelitian Sosial, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), cet.1, hal. 29