Rabu, 15 April 2015

perumusan maslah dalam penelitian tafsir



I.              

I.                        PENDAHULUAN


Pada saat kita membuat karya tulis ilmiah tidak terlepas akan adanya perumusan masalah. Karena perumusan masalah merupakan usaha untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan penelitian apa saja yang perlu dijawab atau dicarikan jalan pemecahannya.
Dalam diskusi kali ini kita akan membahas mengenai perumusan masalah dan hal-hal yang perlu diperhatikan saat membuat rumusan masalah dalam penelitian.

II.                        RUMUSAN MASALAH
Bagaimana langkah-langkah dalam perumusan masalah dan apa saja hal-hal yang berkaitan dengan perumusan masalah?

III.                        PEMBAHASAN   
A.    Definisi Perumusan Masalah
Masalah adalah titik tolak dari setiap kegiatan penelitian, sebab bagi seorang peneliti ‘masalah’ merupakan undangan untuk melakukan penelitian. Pada saat dan situasi seperti sekarang ini, dimana kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah begitu tinggi, tetapi di pihak lain masalah semakin banyak dan kompleks pula. Hal ini juga berarti perlu perhatian dan penanganan dari kita untuk pemecahan masalah-masalah tersebut.[1]
Perumusan masalah merupakan penjabaran dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Dengan kata lain, perumusan masalah merupakan pertanyaan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti didasarkan atas identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Perumusan masalah yang baik berarti telah menjawab setengah pertanyaan (masalah). Masalah yang telah dirumuskan dengan baik bukan saja membantu memusatkan pikiran, tetapi juga sekaligus mengarahkan cara berpikir kita.[2]
Tujuan penelitian pada dasarnya adalah memecahkan masalah yang telah dirumuskan. Implikasinya masalah perlu dirumuskan terlebih dahulu, barulah tujuan penelitian ditetapkan, bukan sebaliknya, sedangkan masalah yang ditetapkan bersifat tentatif, dapat diubah sesuai dengan situasi latar penelitian, implikasinya peneliti tidak perlu kecewa jika masalah atau fokusnya berubah . dengan kata lain peneliti hendaknya membiasakan diri untuk menghadapi perubahan dalam masalah penelitian. Jika perubahannya cukup besar dan memerlukan orientasi baru dalam dasar pemikiran maka peneliti perlu mendalami kembali kepustakaan yang relevan masalah baru itu.[3]    

B.     Pembagian Perumusan Masalah
Menurut garis besarnya, perumusan masalah dapat dibagi atas tiga macam yaitu
a.       Deskriptif  
Bersifat deskripsi, yaitu menggambarkan apa adanya. Dengan tujuan untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif.[4] 
b.      Komparatif
Berkenaan atau berdasarkan dengan perbandingan. Yaitu dengan membandingkan dua atau lebih dari fakta-fakta atau objek yang diteliti.
c.       Asosiatif  
Mengarah pada bentuk kerja sama, hubungan, kaitan dan yang sejenis dengan itu. Mengaitkan antara objek-objek yang diteliti, apakah ada kaitan nya atau hubungan nya antara satu sama lain.

C.    Prinsip-prinsip perumusan masalah[5]
1.      Prinsip yang berkaitan dengan teori dasar-dasar
Peneliti hendaknya senantiasa menyadari bahwa perumusan masalah dalam penelitiannya didasarkan atas upaya menemukan teori dasar-dasar sebagai acuan utama.
2.      Prinsip yang berkaiatan dengan maksud perumusan masalah
Pada dasarnya inti hakikat penelitian terletak pada upaya penemuan dan penyusunan teori baru lebih dari sekedar menguji atau menkorfirmasikan atau verifikasi suatu teori yang sedang berlaku.
3.      Prinsip hubungan faktor
Faktor dalam hal ini dapat berupa konsep, peristiwa, pengalaman, atau fenomena
4.      Fokus sebagai wahana untuk memabatasi studi
5.      Prinsip yang berkaitan dengan kriteria-eksklusi
6.      Prinsip yang berkaitan dengan bentuk dan cara perumusan masalah
7.      Prinsip yang sehubungan dengan posisis perumusan masalah
Yang dimaksudkan posisi dalam hal ini adalah kedudukan untuk rumusan diantara unsur-unsur penelitian lainnya.
8.      Prinsip yang berkaitan dengan hasil penelaahan kepustakaan
9.      Prinsip yang berkaiatan dengan penggunaan bahasa  

D.    Langkah-langkah perumusan masalah[6]
Langkah pertama              :tentukan fokus penelitian
Langkah kedua                  :cara berbagai kemungkinan faktor yang ada kaitan dengan fokus tersebut yang dalam hal ini dinamakan subfokus
Langkah ketiga                  :dari antara faktor-faktor yang terkait adakan pengkajian mana yang sangat menarik untuk ditelaah kemudian tetapkan mana yang terpilih
Langkah keempat              :kaitkan secara logis faktor-faktor subfokus yang dipilih dengan fokus penelitian.

E.     Beberapa kesalahan yang sering terjadi di dalam merumuskan masalah[7]
1.                  Berusaha megumpulkan data tanpa perencanaan yang matang dengan harapan sesuatu pasti akan dapat timbul dari analisis.
2.                  Menggunakan data yang sudah dikumpulkan atau sudah ada, kemudian mencari masalah yang kira-kira cocok dengan data yang ada.
3.                  Merumuskan tujuan secara mengambang atau terlalu umum sehingga kesimpulannya pun bersifat  umum. Akibatnya, tujuan menjadi kurang terpusat.
4.                  Melaksanakan penelitian tanpa mengadakan kajian pustaka terhadap penelitian lainnya yang relevan.
5.                  Melakukan penelitian tanpa landasan teori yang mapan untuk memberi kesempatan membandingkan hasilnya dan mengevaluasi kesimpulannya.
6.                  Tidak menyadari kekurangan metodologi penelitian yang digunakan, yang membatasi penafsiran kesimpulan penelitian.

IV.                           KESIMPULAN  
Perumusan masalah merupakan penjabaran dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Dengan kata lain, perumusan masalah merupakan pertanyaan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti. Dalam membuat rumusan masalah terdapat langkah-langkah yang harus diperhatikan. Juga prinsip yang harus dipegang saat membuat perumusan masalah. Agar tidak terjadi kesalahan yang sering kali tidak disadari.

V.                        PENUTUP
Demikianlah makalah tentang “Perumusan Masalah dalam Penelitian ”  yang kami susun, tentunya dalam Makalah ini masih  terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, baik dari segi penulisan maupun segi materinya. Maka dari itu , kami mohon kritik dan saran yang membangun agar dapat lebih baik lagi dalam penyusunan makalah selanjutnya.







DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo, Soekidjo, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005, cet.3
Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: Bumi Aksara, 2008
Dasar-dasar Metodologi Penelitian


[1] Soekidjo Notoatmodjo, Metodologi Penelitian Kesehatan, (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2005), cet.3, hal.51
[2] Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), cet.1, hal.27-28
[3] Dasar-Dasar Metodologi Penelitian
[4] Soekidjo Notoatmodjo, Metodologi Penelitian Kesehatan, (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2005), cet.3, hal.138
[5] Dasar-Dasar Metodologi Penelitian
[6] Dasar-Dasar Metodologi Penelitian
[7] Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), cet.1, hal. 29